Lhokseumawe – Sebanyak 44 Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi mendapat pendampingan dari Lembaga Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Malikussaleh (Unimal) pada tahun 2019 ini. Pendampingan dilakukan untuk mendapatkan pembiayaan pada Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2019. Sejak dibuka pendafataran dari akhir tahun 2018 sampai awal tahun 2019, 44 pengusaha rintisan (startup) diterima dan mulai didampingi oleh Inkubator Bisnis Unimal. Peran Inkubator Bisnis Unimal hanya sebagai pendamping, karena kelulusan untuk pembiayaan ditentukan oleh Tim PPBT Kemenristekdikti melalui reviewer dan juri yang yang profesional. Demikian disampaikan oleh Lembaga Inovasi dan Inkubator Bisnis Unimal, Dr. Ibrahim Qamarius, Minggu (20/01/2019).
Pada tahap awal startup tersebut didampingi dalam Pembuatan Proposal, membuat Rencana Aksi (Action Plan), menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB), membuat Arus Kas (Cash Flow), menghitung Break Even Point (BEP) dan sebagainya. Selain itu akan dilakukan pendampingan dalam bidang legalitas perusahaan, proses produksi, keuangan, pemasaran dan penjualan serta peningkatan kapasitas lainnya.
Dari 44 startup binaan Unimal tersebut, sebanyak 9 diantaranya sudah lolos Desk Evaluation pada PPBT Kemenristekdikti, Batch 1 untuk pembiayaan tahun 2019 dan sudah melakukan presentasi yang dilaksanakan oleh Kemenristekdikti di Jakarta, yaitu PT Plastik Sago Teknologi (Plastik Ramah Lingkungan), PT Fugha Pratama Mandiri (Fusarium Gaharu untuk Peningkat Gubal Gaharu), Le Guna (Pupuk Pendamping Organik Cair), Forganic (Pengawet Alami dari Cangkang Kemiri), Eco Terrats (Formula Pengusir Tikus), That Gron Pomade (Minyak Rambut), Kopi Gayo merk Rimba Raya, I-MON 100C (Air Masak dalam Kemasan), dan Cold Brew Wine Coffe (Kopi Varian dari Gayo).
Sementara 16 startup lainnya sudah berhasil melakukan upload proposal pada PPBT Kemenristekdikti, Batch 2 untuk pembiayaan tahun 2019, dengan produk-produk antara lain: BUMOE (Bumbu Awak Kamoe), GOTANI (Software Pemantau Harga Produk Pertanian), VIRA (Virgin Aroma Therapy), Kupie Pinang Plus, Kopi Pinang, Mr. Phep (Keumamah Siap Saji Khas Aceh Kemasan), Pengelohan Janeng Aceh (Pangan Terbarukan Pengganti Terigu), Kopi Ketapang (Kopi Buah Ketapang), Tepung Ikan, Tas Bordir Motif Aceh, Eco Diptera (Pengusir Lalat), Teh Cascara Arabica Gayo (Teh dari Kulit Kopi), SiDara IoT, (Sistem Informasi Administrasi Sekolah dan Madrasah berbasis IoT), Souvenir Aceh, Aceh Aquaculture (Budidaya Udang Windu Ramah Lingkungan), Peci Aceh (Peci Motif Khas Aceh), dan Ikan Kayu (Keumamah) Cap Nusantara Food.
Sedangkan 19 startup lainnya sedang dilakukan pendampingan dan akan dipersiapkan untuk mengikuti program PPBT Kemenristekdikti untuk pembiayaan tahun 2020, diantaranya: Narheu (Minyak Atsiri Aceh), Peralatan Pembuatan Jus dengan Menggunakan Inovasi Solar Cell, Pengolahan Nilam Varietas Lhokseumawe, TABSIWI (Teknologi Anti Begal Sistem Wireless), HELPON (Helm Telpon), Pelet Ikan dan Udang, ORSEBIS (Pupuk Organik), Lemon Fresh (Pencuci Piring, Gelas dan Peralatan Dapur lainya), Achenese Pomade, Suplemen Kulat Oil, Minyak Aromaterapi, Putroena (Tas Bordir Motif Aceh), D’Muloh (Bandeng Isi), Tong Panik (Teknologi Pembuat Pupuk Cair dan Kompos Organik dari Limbah Rumah Tangga), Kecap Asin (UD. Mandiri), Optik Mobil, Teknologi Pembibitan Ikan, dll.
Adapun startup yang sudah mendapat pembiayaan pada program PPBT sebanyak 8 startup, salah satu diantaranya Fusarium Gaharu (PT Fugha Pratama Mandiri) yang diwakili oleh Nurhanifa masuk dalam 10 startup binaan Kemenristekdikti 2018 untuk mengikuti workshop di London, Inggris selama 2 pekan dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah Inggris. Workshop “Technology Coomercialisation” yang berlangsung dari tanggal 14-26 Januari 2019 tersebut merupakan kerjasama Kemenristekdikti melalui Direktorat PPBT dan Pemerintah Inggris melalui Program Newton Fund by Royal Academic of Engineering.
.
Sumber Berita: Antaranews.com
Tak ada acara mendatang